Pengolahan kertas film X-ray secara manual
Secara
singkat dapat diurutkan sebagai berikut:
- Membenamkan kertas film di dalam developer
- Membilas kertas film menggunakan air
- Membenamkan kertas film di dalam fixer
- Membilas kertas film menggunakan air
- Mengeringkan film untuk melihat hasil dari kertas fim
Larutan developer
Terdiri
atas empat kompenen yang larut di dalam air yaitu, developer, aktivator,
preservatif (Pengawet), dan restainer.
Developer.
Fungsi dari larutan developer adalah untuk mengkonversi Kristal hilda perak
menjadi butir logam perak. Dua agen developer yang biasa digunakan dalam
radiologi gigi adalah jenis senyawa pyrazolidone ( 1- fenil – 3 pyrazolidone)
dan hydroquinone ( parahidroksi benzene).
Aktivator.
Developer hanya akan aktif pada nilai pH yang basa (alkali) biasanya sekitar pH
10. Hal ini dapat dicapai dengaan penambahan senyawa-senyawa alkali (aktivator)
seperti natrium atau kalium hydrozide. Buffer yang digunakan untuk
mempertahankan kondisi ini biasa natrium bikarbonat.
Preservatif
(Pengawet). Berfungsi untuk melindungi developer dari oksidasi oleh oksigen
atmosfer sehingga memperpanjang masa penggunaan developer. Biasanya digunakan
sodium sulfit. Preservative biasanya dikombinasikan dengan brown oxidize
developer untuk menghasilkan larutan senyawa berwarna. Jika tidak dibuang, maka
produk oksidasi mengganggu proses developer dan menghasilkan noda pada film.
Restainer.
Berfungsi sebagai agent antifog dan meningkatkan kontras pada kertas film.
Biasanya digunakan kalium bromide dan benzotriazole.
Proses Pembilasan
Proses
pembilasan sangat khas pada pengolahan X-ray film secara manual dan tidak
digunakan pada pengolahan otomatis. Setelah dari larutan developer terjadi
emulsi sehingga film harus dibilas di dalam air selama 30 detik secara terus
menerus sebelum kertas film ditempatkan pada larutan fixer. Proses pembilasan
berfungsi mengencerkan developer, menghilangkan aktivator, mencegah netralisasi
dari larutan fixer yang bersifat asam.
Larutan fixer
Fungsi
utama dari larutan fixer adalah menghilangkan krista halida perak yang masih
tersisa dari emulsi. Kehadiran dari Kristal ini menyebabkan film menjadi buram.
Larutan fixer terdiri atas empat komponen yaitu agen clearing, acidifier,
preservatif, dan hardener (Pengeras).
Agen
clearing. Larutan ammonium tiosulfat melarutkan butir perak
halide. Agen clearing tidak memiliki efek yang pesat pada butir logam perak
dalam emulsi film tetapi hasil fiksasi berlebihan pada densitas film karena
butir perak dengan perlahan di larutkan dalam asam asetat dari larutan fixer.
Acidifier.
Larutan fixer mengandung asam asetat sebagai sistem buffer (pH 4 – 4.5) untuk
menjaga pH fixer agar tetap konstan. pH asam diperlukan untuk mendorong difusi
yang baik dari tiosulfat menjadi emulsi dan komplek tiosulfat perak keluar dari
emulsi. Penetapan larutan asam juga menginkativasi setiap akumalasi dari agen
developer untuk menghalagi terjadinya emulsi lanjutan.
Preservatif. Berfungsi mencegah oksidasi agen clearing
tiosulfat yang tidak stabil di lingkungan asam dari larutan fixer. Amonium
sulfat berperan sebagai preservatif di dalam larutan fixer.
Hardener.
Agen hardener yang paling sering digunakan adalah aluminium sulfat. Kompleks
aluminum bersama dengan gelatin selama proses fixing dan mencegah kerusakan
gelatin pada proses berikutnya. Hardener juga mengurangi pembengkakan oleh
emulsi selama pencucian akhir. Hal ini mengurangi kerusakan mekanis oleh emulsi
dan membatasi air.
Pencucian
Setelah
proses fixing, film dicuci pada air yang mengalir pada waktu yang cukup untuk
memastikan semua ion tiosulfat dan kompleks perak tiosulfat tidak tersisa. Air yang digunakan sebaiknya bersuhu di bawah
60⁰
F. apabila ada ion tiosulfat atau komplek perak tiosulfat yang tersisa akan
menyebabkan noda dan diskolorisasi pada film sehingga mengaburkankan informasi
diagnostik.
Pengeringan
Keringkan kertas film dalam sirkusilasi udara yang cukup hangat. Proses pengeringan yang tidak
merata dapat menyebabkan distorsi dari gelatin, hasilnya mengurangi kegunaan
dari radiografi.
Daftar pustaka
White
SC dan Pharoah MJ. Oral radiology
principle and interpretation. Fifth edition. China: Mosby; 2004. p 96-98,
102
Komentar
Posting Komentar